Rabu, 08 Oktober 2014

Klik Arbain : Food Photography

Food photography merupakan bidang fotografi yang memvisualisasikan sebuah hidangan yang direkam dalam bentuk dua dimensi, sehingga terlihat hidup seolah melihat objek aslinya.
Jasa food photography umumnya dibutuhkan oleh perusahaan produk bahan makanan untuk kepentingan label produk, kemasan hingga iklan. Disamping itu, restoran high class biasanya menggunakan jasa food photography untuk menampilkan foto hidangan andalannya baik di buku menu, neon box, hingga promosi di internet.

Memang banyak fotografer yang mampu memotret makanan, namun tidak banyak yang menghasilkan foto hidangan yang memiliki “nyawa” hingga mampu menggugah selera makan. Salah satu fotografer yang khusus membidangi food photography ialah Iswanto Soerjanto. PT. DigitalkaptureMitrasamaya adalah sebuah perusahaan yang didirikan Iswanto Soerjanto dan bergerak di bidang fotografi yang menangani advertising, editorial dan corporate publication purposes. Sudah 6 tahun lebih perusahaan ini berdiri dan didukung oleh empat associate yang bertanggung jawab menangani berbagai objek foto seperti: corporate, fashion, interior, landscape, industrial, people, product, personal works, automotive hingga obyek culinary yang di-handle oleh Iswanto Soerjanto sendiri.

Dijumpai di kantor sekaligus studio PT. DigitalkaptureMitrasamaya di jalan Duren Bangka 30F, Kemang Utara – Jakarta Selatan, Iswanto menyambut hangat tim Foodservice Today (FST). “Saya sudah menekuni bidang fotografi selama lebih dari 20 tahun,” ucap Iswanto. Pengalaman yang cukup lama itu bermula dari ketertarikkan terhadap fotografi saat masa kuliah dulu, meskipun tidak sesuai dengan bidang akademik yang ia jalani. Ingin belajar fotografi lebih mendalam, seusai lulus S1 bidang hukum, Universitas Tarumanegara, pria asal Jakarta ini melanjutkan studi fotografi ke luar negeri. “Tahun 1988 sampai 1990 saya kuliah di Brooks Institute of Photography, Santa Barbara – California dan mengambil major Illustration and Advertising Photography, jelas Iswanto.

Berbagai pengalaman seputar fotografi pernah dicecapnya, salah satunya menjadi kontributor fotografer di majalah untuk rubrik kuliner. Di samping itu, sebanyak 24 buku resep telah ia tangani. Beberapa klien yang pernah di-handle diantaranya adalah Heinz-ABC dan Nescafe. Tidak hanya perusahaan produsen bahan makanan, Iswanto juga pernah mendapat klien dari kalangan hotel seperti Nikko Hotel Bali, Hotel Indonesia Kempinski dan masih banyak lagi. “Saya juga sering diminta untuk memotret menu untuk The Dharmawangsa Jakarta dan kenal dekat dengan Chef Vindex,” bangga Iswanto.

Food photography tidak hanya sekedar memotret makanan, tapi juga mampu memberikan jiwa agar foto hidangan tersebut hidup. “Tantangan dalam food photography adalah menghidupkan sebuah benda mati, jadi foto kita harus bisa memberikan jiwa agar foto tersebut hidup,” terang Iswanto. Khusus fotografer makanan tidak hanya paham memotret saja namun harus memahami juga dunia kuliner. “Makanya sebelum memotret, saya harus menikmati dulu makanan tersebut supaya dapat feel-nya,” jelas Iswanto.

Sebagian besar proyeknya adalah mengembangkan produk bahan makanan, misalkan membuat resep dari produk mereka. “Ya..kita biasanya jalanin mulai membuat resep, uji coba, dan difoto. Kita juga melibatkan penulis resep, chef dan food stylist,” imbuhnya. Foto hidangan yang baik tidak hanya makanan yang bagus dan lighting yang baik, melainkan juga menjiwai dan menerapkan strategi, karena teknik memotret makanan satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda. “Untuk itu, kita juga memberikan pemaparan ke klien makanan ini mau difoto bagaimana? Efeknya apa? Nah nyatanya banyak juga klien yang nggak aware. tidak heran jika diperhatikan di supermarket, banyak sekali foto makanan yang nggak tampil ” keluh Iswanto.

Menurut Iswanto, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam memotret makanan yakni tempting (menggoda), hygiene, health dan delicious. Contohnya jika ingin memasang foto makanan di neon box, unsur pertama yang ditonjolkan adalah tempting dan lebih memasukan warna, karena orang akan tertarik pada warna. Umumnya warna yang digunakan adalah putih sebagai background, agar foto hidangan menonjol. Contoh lainnya adalah membuat buku resep harus mengutamakan delicious, health dan simple karena yang membaca buku resep umumnya kalangan pemula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Blogger Widgets